Sabtu, 23 Januari 2021

Sejarah Sistem Pembayaran


























Pada periode 1980 sampai dengan 1990-an, pertumbuhan ekonomi semakin membaik dan volume transaksi pembayaran non tunai juga semakin meningkat. Oleh karena itu, BI mulai menggunakan sistem yang lebih efektif dan canggih dalam penyelesaian transaksi pembayaran non tunai. Berbagai sistem seperti Semi Otomasi Kliring Lokal (SOKL) dengan basis personal computer dan Sistem Transfer Dana Antar Kantor Ter-otomasi dan Terintegrasi (SAKTI) dengan sistem paperless transaction terus dikembangkan dan disempurnakan.

 

Akhirnya, BI berhasil menciptakan berbagai perangkat sistem elektronik seperti BI-LINE, Sistem Kliring Elektronik Jakarta (SKEJ), Real Time Gross Settlement (RTGS), Sistem Informasi Kliring Jarak Jauh (SIKJJ), kliring warkat antar wilayah kerja (intercity clearing), dan Scriptless Securities Settlement System (S4) yang semakin mempermudah pelaksanaan pembayaran non tunai di Indonesia.


Sejarah Perkembangan Sistem Pembayaran 

Revolusi alat pembayaran baru saja dimulai. Kini, umat manusia semakin praktis dalam bertransaksi. Aneka macam pilihan datang menghampiri. Mulai dari selembar check hingga sehelai uang elektronik alias e- money. 

 

Peradaban awal umat manusia melakukan aktivitas ekonomi, alat pembayaran sangat ribet alias jauh dari kata praktis. Bayangkan saja, untuk membeli sebidang tanah, maka harus dibayar dengan beberapa ekor kuda. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, merevolusi cara bertransaksi menjadi sangat sederhana.

 

Berikut perjalanan  revolusi pembayaran dari barter di abad sebelum masehi hingga penggunaan uang elektronik di masa kini

 

Pertama, Barter.


Image by Ilham Radar Palembang


Masyarakat prasejarah juga telah mengenal sistem jual-beli. Namun, proses itu dimuluskan dengan bertukar barang kebutuhan. Cara ini dikenal sebagai barter.


Barter adalah metode transaksi paling tua di dunia. Diperkirakan mulai dilakukan tahun 6000 SM. Cara barter, diperkirakan dipelopori oleh bangsa Mesopotamia dan dikembangkan bangsa Babilonia. Berbagai barang pernah digunakan sebagai standar barter, semisal tengkorak manusia. Item lain yang populer digunakan untuk pertukaran adalah garam.


Sampai saat ini barter dilakukan oleh banyak kelompok masyarakat yang mempertahankan tradisi. Hal tersebut tak bisa kita pungkiri, apalagi dieliminasi. Namanya tradisi, agak sulit dihapuskan. Terlebih bagi mereka yang menutup diri dari informasi dari luar.


Di Indonesia, praktik jual beli dengan cara barter atau bertukar barang bisa kita temukan ketika berwisata ke Pulau Komodo. Cobalah sempatkan mampir ke Pasar Warloka, di Kabupaten Manggarai Barat, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Di pasar ini, kita jangan berharap bisa menemukan uang. Jadi jika ingin beli sesuatu, maka siapkan barang tebusannya dengan nilai yang sepadan.

 

Kedua, Emas. 


Sisi depan dan belakang dari koin emas berusia 1.900 tahun.

(Samuel Magal/Shai Halevi-Israel Antiquities Authority)

 

Sistem barter lama-lama mengundang masalah juga. Ini terkait dengan sifat alami manusia yang sulit merasa puas. Apalagi ada sebagian orang yang kemudian merasakan ketidakseimbangan saat bertukar barang. Selain itu, barter memiliki masalah dalam hal pengangkutan barang. Hasil pertukaran sering melebihi daya angkut orang yang membutuhkannya. Ini menyebabkan barang mudah rusak jika tempat tinggal si pemilik jauh dari tempat pertemuan.


Emas adalah salah satu barang yang pernah menjadi alat pembayaran sebelum uang kertas digagas. Logam mulia ini, diterima di semua negara sebagai benda berharga karena nilainya tidak pernah berubah. Penggantian emas menjadi uang kertas sempat menimbulkan pro dan kontra.


Secara bertahap logam memiliki fungsi serupa dengan uang di banyak peradaban lainnya. Ketika berbicara mengenai perunggu, emas, perak, dan tembaga, maka akan merujuk pada uang secara umum atau mata uang tertentu. 


Pada tahun 700 SM koin telah bergemerincing di kantong bangsa Lydia, sebuah kerajaan yang memiliki keterikatan dengan Yunani Kuno. Berdasarkan peta modern, lokasi kerajaan ini berada di sekitar wilayah Turki atau Asia Kecil.


Koin Lydia terbuat dari elektrum, yakni campuran alami emas dan perak yang tersapu dari kandungan bijih pegunungan. Campuran alami kedua logam itu menghasilkan warna kuning muda. Saat Raja Croesus memimpin Lydia tahun 561 SM, ia menyadari adanya perbedaan kandungan antara uang elektrum. 

Para ahli sejarah lain berpendapat koin pertama juga sudah diproduksi di Pulau Aegina, Yunani pada periode sama, yaitu sekitar 700-500 SM. Di pusat utama perdagangan maritim ini koin dicetak memakai perak impor dari Afrika Utara. 


Beratus tahun kemudian, dinasti Qin (221-207 SM) pertama kali memberlakukan standardisasi koin emas. Setelah dinasti Qin tumbang, Kekaisaran Han menambah dua alat tukar lain, yaitu koin perak dan uang kertas dari kulit rusa. Uang kulit rusa itu kelak menjadi cikal bakal uang kertas yang ditemukan oleh bangsa Cina.


Bentuk uang logam Cina cukup unik. Logam bulat pipih dengan dua warna berbeda di bagian tengah dan tepi. Tepat di tengah terdapat lubang berbentuk kotak yang berfungsi merangkai sejumlah koin menjadi satu renceng sehingga mudah dibawa. 


Penemuan koin timbal, perak, emas, dan tembaga di berbagai belahan dunia tersebut mendorong pemakaian mata uang sebagai sarana komoditas pada awal abad masehi, khususnya di Eropa, Afrika Utara, dan Asia. Sementara, perdagangan pramodern berlangsung 1250 SM – 1450 M lewat peredaran luas koin sepanjang peradaban Romawi, India, Cina, dan Islam. 


Awalnya, seluruh negara menggunakan emas sebagai mata uang, termasuk Amerika. Pada tahun 1913, para bankir memutuskan bahwa telah terjadi kekurangan uang di AS. Pemerintah tidak bisa menerbitkan mata uang lagi karena semua cadangan emas telah terpakai. Agar ada sirkulasi tambahan uang, sekelompok orang mendirikan satu bank yang dinamakan “The Federal Reserve Bank of New York” yang kemudian hari populer disingkat The Fed. Sejak saat itu, alat pembayaran emas berganti menjadi uang kertas.

 

Ketiga, Uang Kertas. 


Uang_Kertas_Rupiah_Indonesia_2020

http://www.banknotenews.com/files/tag-indonesia.php


Pada awalnya, uang kertas dibuat oleh satu negara sebesar nilai emas yang mereka miliki. Ya, nilai uang kertas dijamin dengan emas. Namun saat ini, jumlah uang kertas yang beredar tak lagi didasarkan pada jaminan emas. Tapi tergantung oleh berbagai variabel ekonomi.


Penggunaan uang logam juga sulit untuk transaksi dalam jumlah besar sehingga diciptakanlah uang kertas. sejarah pemakaian kertas sebagai bahan uang, Cina dianggap sebagai bangsa yang pertama menemukannya, sekitar abad pertama Masehi pada masa Dinasti T’ang.


Penemunya Ts’ai Lun hidup di negeri kuno sekitar abad kedua Masehi, kertas pertama dari kulit kayu pohon murbei yang daunnya sebagai pakan ulat untuk industri sutra Cina.Sejarah lain mengatakan orang Mesopotamia sudah pernah membuat uang kertas. Namun berulangkali gagal karena bahan baku yang dipakai tidak sekuat bahan yang digunakan Lun. Di Cina pada zaman Kaisar Tsing 300 tahun sebelum Lun, juga pernah dicoba oleh pegawai kerajaan.


Namun kandas sebab bahan bakunya mudah sobek. setelah tahu bahwa Lun menemukan kulit kayu murbei sebagai bahan yang kuat, dan Lun sendiri berhasil membuktikan bahan itu layak menjadi bahan baku mata uang, akhirnya para birokrat kerajaan Cina memproduksi mata uang kertas pertama di dunia. Uang kertas cukup lama beredar di Cina dan di negeri lain tetap memakai uang koin. Baru setelah Marcopolo singgah ke Cina pada abad ke-13, bangsa lain mengenal uang kertas dan meniru kreasi bangsa Cina itu.


Di abad modern, Benjamin Franklin (Amerika) ditetapkan sebagai Bapak Uang Kertas karena pertama kali mencetak dollar dari bahan kertas, yang digunakan untuk membiayai perang kemerdekaan Amerika Serikat. Sebagai penghormatan pemerintah terhadap Benjamin Franklin, potretnya diabadikan di lembaran mata uang dollar pecahan terbesar yaitu USD100 dan saat ini uang koin maupun uang kertas tetap digunakan sebagai alat transaksi pada berbagai mata uang di seluruh penjuru dunia.

 

Keempat, Cek/Bilyet. 

Dirasa masih kurang praktis dengan uang jika transaksi dalam jumlah besar, maka otoritas Keuangan mengeluarkan alat transaksi yang bernama Cek dan Bilyet. Keduanya menyerupai surat pemberitahuan tentang otoritas klaim sejumlah uang yang nominalnya tertuang di dalam selembar Cek/Bilyet Giro. Jika tidak ada Cek/Bilyet Giro, dapat dibayangkan bagaimana repotnya melakukan transaksi bernilai milyaran rupiah. Harus membawa berkarung-karung atau berkontainer banyaknya uang untuk melakukan pembelian satu unit rumah mewah di kawasan Pondok Indah. Repot membawa dan menghitungnya.


Awal mula dan sejarah dari sistem pembayaran menggunakan cek pertama kali pada tahun 352 sebelum masehi di Romawi, namun baru tahun 1500 ditemukan bukti nyata adanya transaksi menggunakan cek di Belanda.


Cek ini kemudian berkembang ke negara Inggris sekitar tahun 1700-an. Salah satu bank di Inggris memberikan nomor seri di sudut kanan atas cek agar bisa melacak keberadaan cek tersebut, dan dari sanalah asal kata “check”.

 

Kelima, E-Money. 

Google Pict


Namun rupanya, teknologi terus berkembang. Penggunaan uang kertas, cek dan bilyet giro tak juga cukup di era serba cepat dan praktis yang menuntut keamanan bertransaksi. Selain membutuhkan cost bahan baku, uang kertas dan cek atau bilyet giro juga mudah rusak dan bisa disalahgunakan. Singkatnya, masih bisa dibuat terobosan alat pembayaran yang praktis dan aman. 


Maka kemudian, di era kekinian muncullah e-money atau uang elektronik. Uang elektronik memiliki nilai tersimpan (stored-value) atau prabayar (prepaid) dimana sejumlah nilai uang disimpan dalam suatu media elektronis yang dimiliki seseorang.  Jika uang kertas, cek atau bilyet bisa digunakan oleh siapa saja alias disalahgunakan, maka e-money memiliki tingkat keamanan yang lebih tinggi. E-money berbasis jaringan mengacu pada transaksi e-money dilakukan melalui jaringan telekomunikasi, seperti Internet, sehingga keamanan pada e-money ketika digunakan untuk bertransaksi cukup tinggi.


E-Money adalah alat pembayaran yang menggunakan media elektronik yaitu jaringan komputer dan juga internet. Nilai uang dari nasabah tersimpan dalam media elektronik tertentu. E-Money sering pula disebut dengan Electronic Cash, Digital Money, Digital Cash, Electronic Currency ataupun Digital Currency. E-Money sangat aman untuk digunakan. Bahkan ilmu kriptografi menyatakan bahwa uang elektronik tersebut sangat sulit untuk diretas atau dibajak. Jadi kalian tidak perlu khawatir untuk menggunakannya.


Sejarah Perkembangan E-Money

Perkembangan E-Money sendiri dimulai sejak 1960. Saat itu perusahaan komputer raksasa IBM bekerjasama dengan American Airlines menciptakan suatu sistem yang disebut SABRE (Semi-AutomaticBusines Research Environment) yang memungkinkan kantor-kantor American airlines untuk dipasangkan dengan terminal yang terhubung dengan jaringan telpon yang memungkinkan perusahaan mengecek secara langsung jadwal keberanchigkatan, ketersediaan kursi, dan secara digital membuat pesanan yang kemudian bisa dibayarkan menggunakan sistem kredit. Tahun 1970an bank di amerika dan eropa telah menggunakan mainframe komputer untuk melacak transaksi antar cabang dan bank lain, sistem ini terbukti sukses melewati batasan internasional pertukaran kurs dibutuhkan.


Hingga pada 1983, sebuah researchpaper yang dibuat oleh David Lee Chaum memperkenalkan ide “uang digital”. David Lee Chaum yang lahir pada tahun 1955 adalah seorang ilmuwan komputer dan kriptografer. Beliau banyak menciptakan protocol kriptografi dan menemukan Digicash, perusahaan uang digital. Digicash didirikan di Amsterdam untuk mengkomersialkan ide David, tetapi sayang perusahaanya bangkrut pada tahun 1998. Pada tahun 1999, David meninggalkan perusahaan.


Pada tahun 1997, justru perusahaan Coca-Colalah yang pertama kali menawarkan transaksi dari vending machine menggunakan mobilepayments, setelah itu barulah perusahaan layanan e-Money yang terkenal hingga saat ini PayPal muncul ke public. Dan pada tahun 2008 muncul kurs tersendiri dari uang digital yang dinamakan Bitcoin. Dari sinilah muncul istilah digital currency dan virtual currency.


Penggunaan uang elektronik atau electronicmoney (e-Money) diprediksi akan terus tumbuh secara signifikan. Meski demikian bertransaksi secara manual menggunakan uang tunai masih akan tetap dilakukan masyarakat. Eny Sri Hartati, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economicsand Finance (INDEF), mengatakan penggunaan uang elektronik mempercepat transaksi dan proses perdagangan. Namun pengaruhnya signifikan atau tidak, belum dapat diketahui secara pasti.


Selain aman, e-money juga efisien. Bahkan, e-money dapat dimiliki tanpa harus membuka rekening bank seperti layanan yang disediakan oleh True Money. Bagi pelaku bisnis ecommerce, penggunaan True Money sangat membantu dalam menjalankan bisnis. Saat ini, inovasi penggunaan True money sudah merambah ke smartphone. Artinya, berbagai transaksi kita dapat dilakukan cukup dengan membuka dan memindai handphone.


Perkembangan E-Money di Indonesia

E-Money sekarang mulai berkembang di Indonesia, Tahun ketahun penguna E-Money semakin meningkat. Menjadi populer juga banyaknya wirausaha online maupun Offline di indonesia dan transaksi yang sedang popular digunakan sekarang adalah e-Money. Bahkan, fasilitas-fasilitas umum telah memperkenalkan e-Money sebagai pembayaran tol, commuterline, transjakarta, parkir, dan masih banyak lagi.


Banyak bank atau perusahaan lainya yang menyediakan jasa e-Money yang telah bersertifikan BI. Sejauh ini, e-Money – uang non-tunai yang digunakan dalam transaksi sudah digunakan sebagai alat pembayaran untuk transaksi yang bernilai kurang dari Rp 5 juta di Indonesia. Total nilai transaksi e-Money di tahun 2013 mencapai Rp 6,7 miliar per hari atau Rp 2 triliun per tahun. Sementara total nilai transaksi di Indonesia adalah Rp 260 triliun per tahun.


Saat ini penggunaan uang elektronik terus meningkat. Sebagai contoh dapat dilihat dari penjualan e-tollcard yang terus meningkat. Adityawarman ,Direktur Utama Jasa Marga, mengatakan bahwa penjualan e-toll tembus 100 juta lebih.


Beberapa bank yang mengeluarkan produk e-Money di antaranya PT Bank Central Asia Tbk dengan produknya, Flazz, PT Bank Mandiri Tbk melalui IndomaretCard, Gaz Card, dan e-Toll. Sementara itu, PT Bank Mega Tbk dengan Studio PassCard dan Smart Card, serta PT Bank Negara Indonesia Tbk mengeluarkan Java JazzCard dan Kartuku.


Selain itu, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk mengeluarkan BRIZZI, BPD DKI Jakarta dengan produk JakCard, PT Indosat Tbk mengeluarkan Dompetku, PT SkyeSb Indonesia dengan produk SkyeCard, dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk mengeluarkan FlexyCard serta i-VasCard.


Selanjutnya, PT Telkomsel dengan produk T-Cash, PT XL Axiata Tbk mengeluarkan XL Tunai, PT Finnet Indonesia dengan produknya FinChannel dan BBM Money (produk uang elektronik kerjasama antara Produsen BlackBerry™ dengan Bank Permata).


Bank Indonesia mencatat nilai transaksi kartu prabayar atau electronicmoney (e-Money) mencapai Rp 2,19 triliun hingga Februari 2013. Angka tersebut meningkat 97% (year-on-year) dibandingkan Februari 2012 yang tercatat sebesar Rp 1,11 triliun.


Berdasarkan data Bank Indonesia, volume transaksi penggunaan e-Money juga tumbuh menjadi 9,62 juta transaksi. Volume ini naik 68% dari posisi Februari 2012 sebanyak 5,72 juta transaksi. Peningkatan ini sejalan dengan penambahan jumlah  kartu e-Money setahun terakhir yang tumbuh 61% menjadi 23 juta kartu.

 

Uang pecahan logam saat ini dimasukkan dalam katagori sistem pembayaran apa ya? Kenapa masuk dalam periode tersebut!


Dafar Pustaka

http://www.warta.ykkbi.or.id/2015/01/edukasi-perbankan-sejarah-sistem-pembayaran-indonesia.html

https://www.akseleran.co.id/blog/uang-logam/

https://radiobrite.com/index.php/blog/590-mengenal-sejarah-uang-logam-uang-kertas-di-dunia

https://klasika.kompas.id/baca/sejarah-uang-dari-zaman-prasejarah-hingga-elektronik/

https://www.kompasiana.com/entrepreneure/5750f55383afbd4f2eecbbad/transformasi-transaksi-dari-barter-sampai-emoney?page=all

https://lifepal.co.id/media/alat-pembayaran-nontunai-yang-kasih-banyak-untung/

https://sarjanaekonomi.co.id/pengertian-cek/

https://www.dosenpendidikan.co.id/e-money-adalah/

9 komentar:

  1. Nama: Hadi Yusron Zain
    Jawaban: Tunai, karena proses pembayaran yang terjadi antara satu pihak dengan pihak lainnya secara langsung.

    BalasHapus
  2. Nama: Hadi yusron zain
    Jawaban: Tunai, karena proses pembayaran yang terjadi antara satu pihak dengan pihak lainnya secara langsung.

    BalasHapus
  3. Karna uang pecahan logam juga termasuk dan itu bernilai sesuai pecahan nya

    BalasHapus
  4. Nama : Hilda Hindiyanti
    Jawaban : Tunai, karena uang logam ada bentuk fisik nya, dan seiring perkembangan zaman telah tercipta berbagai jenis alat pembayaran.

    BalasHapus
  5. Uang logam termasuk pembayaran tunai karena menggunakan mata uang negara dalam bentuk uang logam koin yang dibayarkan oleh penerima barang atau jasa kepada penjual.

    BalasHapus
  6. Nama: Parhan
    Uang logam termasuk Pembayaran tunai karena pembayaran menggunakan mata uang negara dalam bentuk uang logam yang dibayarkan oleh penerima barang atau jasa kepada penjual.

    BalasHapus
  7. Nama: Tia Riani
    Jawaban: proses pembayaran yg dilakukan secara langsung, olehh pembeli dan penjual.

    BalasHapus
  8. Nama: Destina Amalia Putri
    Jawaban: uang pecahan termasuk rupiah untuk pembayaran secara langsung dari satu sama lain

    BalasHapus
  9. Adam al malik
    Perkembangan E money sendiri dimulai sejak 1960. Saat itu perusahaan komputer raksasa IBM bekerjasama dengan American Airline menciptakan suatu sistem yang disebut SABRE (Semi AutomaticBusinesResearah Enviroment) yang mungkin kantor² American Airlines untuk dimasangkan dengan terminal yang terhubung

    BalasHapus

Terima kasaih atas masukan Anda.