Pada periode 1980 sampai dengan 1990-an, pertumbuhan ekonomi semakin membaik dan volume transaksi pembayaran non tunai juga semakin meningkat. Oleh karena itu, BI mulai menggunakan sistem yang lebih efektif dan canggih dalam penyelesaian transaksi pembayaran non tunai. Berbagai sistem seperti Semi Otomasi Kliring Lokal (SOKL) dengan basis personal computer dan Sistem Transfer Dana Antar Kantor Ter-otomasi dan Terintegrasi (SAKTI) dengan sistem paperless transaction terus dikembangkan dan disempurnakan.
Akhirnya, BI berhasil menciptakan berbagai
perangkat sistem elektronik seperti BI-LINE, Sistem Kliring Elektronik Jakarta
(SKEJ), Real Time Gross Settlement (RTGS), Sistem Informasi Kliring Jarak Jauh
(SIKJJ), kliring warkat antar wilayah kerja (intercity clearing), dan
Scriptless Securities Settlement System (S4) yang semakin mempermudah
pelaksanaan pembayaran non tunai di Indonesia.
Sejarah Perkembangan Sistem Pembayaran
Revolusi
alat pembayaran baru saja dimulai. Kini, umat manusia semakin praktis dalam
bertransaksi. Aneka macam pilihan datang menghampiri. Mulai dari selembar check
hingga sehelai uang elektronik alias e- money.
Peradaban
awal umat manusia melakukan aktivitas ekonomi, alat pembayaran
sangat ribet alias jauh dari kata praktis. Bayangkan saja, untuk membeli
sebidang tanah, maka harus dibayar dengan beberapa ekor kuda. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, merevolusi cara bertransaksi menjadi sangat
sederhana.
Berikut
perjalanan revolusi pembayaran dari barter di abad sebelum masehi hingga
penggunaan uang elektronik di masa kini
Pertama, Barter.
Image by Ilham Radar Palembang
Masyarakat prasejarah juga telah mengenal sistem jual-beli. Namun,
proses itu dimuluskan dengan bertukar barang kebutuhan. Cara ini dikenal
sebagai barter.
Barter
adalah metode transaksi paling tua di dunia. Diperkirakan mulai dilakukan tahun
6000 SM. Cara barter, diperkirakan dipelopori oleh bangsa Mesopotamia dan dikembangkan bangsa Babilonia. Berbagai barang pernah
digunakan sebagai standar barter, semisal tengkorak manusia. Item lain yang populer
digunakan untuk pertukaran adalah garam.
Sampai saat ini barter dilakukan oleh banyak kelompok masyarakat
yang mempertahankan tradisi. Hal tersebut tak bisa kita pungkiri, apalagi
dieliminasi. Namanya tradisi, agak sulit dihapuskan. Terlebih bagi mereka yang
menutup diri dari informasi dari luar.
Di Indonesia, praktik jual beli dengan cara barter atau bertukar
barang bisa kita temukan ketika berwisata ke Pulau Komodo. Cobalah sempatkan
mampir ke Pasar Warloka, di Kabupaten Manggarai Barat, Pulau Flores, Nusa
Tenggara Timur. Di pasar ini, kita jangan berharap bisa menemukan uang. Jadi
jika ingin beli sesuatu, maka siapkan barang tebusannya dengan nilai yang
sepadan.
Kedua, Emas.
Sisi depan dan belakang dari koin emas berusia 1.900 tahun.
(Samuel Magal/Shai Halevi-Israel Antiquities Authority)
Sistem barter lama-lama
mengundang masalah juga. Ini terkait dengan sifat alami manusia yang sulit
merasa puas. Apalagi ada sebagian orang yang kemudian merasakan
ketidakseimbangan saat bertukar barang. Selain itu, barter memiliki masalah
dalam hal pengangkutan barang. Hasil pertukaran sering melebihi daya angkut
orang yang membutuhkannya. Ini menyebabkan barang mudah rusak jika tempat
tinggal si pemilik jauh dari tempat pertemuan.
Emas
adalah salah satu barang yang pernah menjadi alat pembayaran sebelum uang
kertas digagas. Logam mulia ini, diterima di semua negara sebagai benda
berharga karena nilainya tidak pernah berubah. Penggantian emas menjadi uang
kertas sempat menimbulkan pro dan kontra.
Secara
bertahap logam memiliki fungsi serupa dengan uang di banyak peradaban lainnya.
Ketika berbicara mengenai perunggu, emas, perak, dan tembaga, maka akan merujuk
pada uang secara umum atau mata uang tertentu.
Pada
tahun 700 SM koin telah bergemerincing di kantong bangsa Lydia, sebuah kerajaan
yang memiliki keterikatan dengan Yunani Kuno. Berdasarkan peta modern, lokasi
kerajaan ini berada di sekitar wilayah Turki atau Asia Kecil.
Koin
Lydia terbuat dari elektrum, yakni campuran alami emas dan perak yang tersapu
dari kandungan bijih pegunungan. Campuran alami kedua logam itu menghasilkan
warna kuning muda. Saat Raja Croesus memimpin Lydia tahun 561 SM, ia menyadari
adanya perbedaan kandungan antara uang elektrum.
Para
ahli sejarah lain berpendapat koin pertama juga sudah diproduksi di Pulau
Aegina, Yunani pada periode sama, yaitu sekitar 700-500 SM. Di pusat utama
perdagangan maritim ini koin dicetak memakai perak impor dari Afrika
Utara.
Beratus
tahun kemudian, dinasti Qin (221-207 SM) pertama kali memberlakukan
standardisasi koin emas. Setelah dinasti Qin tumbang, Kekaisaran Han menambah
dua alat tukar lain, yaitu koin perak dan uang kertas dari kulit rusa. Uang
kulit rusa itu kelak menjadi cikal bakal uang kertas yang ditemukan oleh bangsa
Cina.
Bentuk uang
logam Cina cukup unik. Logam bulat pipih dengan dua warna berbeda di
bagian tengah dan tepi. Tepat di tengah terdapat lubang berbentuk kotak yang
berfungsi merangkai sejumlah koin menjadi satu renceng sehingga mudah
dibawa.
Penemuan
koin timbal, perak, emas, dan tembaga di berbagai belahan dunia tersebut
mendorong pemakaian mata uang sebagai sarana komoditas pada awal abad masehi,
khususnya di Eropa, Afrika Utara, dan Asia. Sementara, perdagangan pramodern
berlangsung 1250 SM – 1450 M lewat peredaran luas koin sepanjang peradaban
Romawi, India, Cina, dan Islam.
Awalnya,
seluruh negara menggunakan emas sebagai mata uang, termasuk Amerika. Pada tahun
1913, para bankir memutuskan bahwa telah terjadi kekurangan uang di AS.
Pemerintah tidak bisa menerbitkan mata uang lagi karena semua cadangan emas
telah terpakai. Agar ada sirkulasi tambahan uang, sekelompok orang mendirikan
satu bank yang dinamakan “The Federal Reserve Bank of New York” yang kemudian
hari populer disingkat The Fed. Sejak saat itu, alat pembayaran emas berganti menjadi
uang kertas.
Ketiga, Uang Kertas.
Uang_Kertas_Rupiah_Indonesia_2020
http://www.banknotenews.com/files/tag-indonesia.php
Pada awalnya, uang kertas dibuat oleh satu negara sebesar nilai
emas yang mereka miliki. Ya, nilai uang kertas dijamin dengan emas. Namun saat
ini, jumlah uang kertas yang beredar tak lagi didasarkan pada jaminan emas.
Tapi tergantung oleh berbagai variabel ekonomi.
Penggunaan uang logam juga sulit untuk transaksi dalam jumlah
besar sehingga diciptakanlah uang kertas. sejarah pemakaian kertas sebagai
bahan uang, Cina dianggap sebagai bangsa yang pertama menemukannya, sekitar
abad pertama Masehi pada masa Dinasti T’ang.
Penemunya Ts’ai Lun hidup di negeri kuno sekitar abad kedua
Masehi, kertas pertama dari kulit kayu pohon murbei yang daunnya sebagai pakan
ulat untuk industri sutra Cina.Sejarah lain mengatakan orang Mesopotamia sudah
pernah membuat uang kertas. Namun berulangkali gagal karena bahan baku yang
dipakai tidak sekuat bahan yang digunakan Lun. Di Cina pada zaman Kaisar Tsing
300 tahun sebelum Lun, juga pernah dicoba oleh pegawai kerajaan.
Namun kandas sebab bahan bakunya mudah sobek. setelah tahu bahwa
Lun menemukan kulit kayu murbei sebagai bahan yang kuat, dan Lun sendiri
berhasil membuktikan bahan itu layak menjadi bahan baku mata uang, akhirnya
para birokrat kerajaan Cina memproduksi mata uang kertas pertama di dunia. Uang
kertas cukup lama beredar di Cina dan di negeri lain tetap memakai uang koin.
Baru setelah Marcopolo singgah ke Cina pada abad ke-13, bangsa lain mengenal
uang kertas dan meniru kreasi bangsa Cina itu.
Di abad modern, Benjamin
Franklin (Amerika) ditetapkan sebagai Bapak Uang Kertas karena pertama kali
mencetak dollar dari bahan kertas, yang digunakan untuk membiayai perang
kemerdekaan Amerika Serikat. Sebagai penghormatan pemerintah terhadap Benjamin
Franklin, potretnya diabadikan di lembaran mata uang dollar pecahan terbesar
yaitu USD100 dan saat ini uang koin maupun uang kertas tetap digunakan sebagai
alat transaksi pada berbagai mata uang di seluruh penjuru dunia.
Keempat, Cek/Bilyet.
Dirasa
masih kurang praktis dengan uang jika transaksi dalam jumlah besar, maka
otoritas Keuangan mengeluarkan alat transaksi yang bernama Cek dan Bilyet.
Keduanya menyerupai surat pemberitahuan tentang otoritas klaim sejumlah uang
yang nominalnya tertuang di dalam selembar Cek/Bilyet Giro. Jika tidak ada
Cek/Bilyet Giro, dapat dibayangkan bagaimana repotnya melakukan transaksi
bernilai milyaran rupiah. Harus membawa berkarung-karung atau berkontainer
banyaknya uang untuk melakukan pembelian satu unit rumah mewah di kawasan
Pondok Indah. Repot membawa dan menghitungnya.
Awal
mula dan sejarah dari sistem pembayaran menggunakan cek pertama kali pada tahun
352 sebelum masehi di Romawi, namun baru tahun 1500 ditemukan bukti nyata
adanya transaksi menggunakan cek di Belanda.
Cek
ini kemudian berkembang ke negara Inggris sekitar tahun 1700-an. Salah satu
bank di Inggris memberikan nomor seri di sudut kanan atas cek agar bisa melacak
keberadaan cek tersebut, dan dari sanalah asal kata “check”.
Kelima, E-Money.
Google Pict
Namun
rupanya, teknologi terus berkembang. Penggunaan uang kertas, cek dan bilyet
giro tak juga cukup di era serba cepat dan praktis yang menuntut keamanan
bertransaksi. Selain membutuhkan cost bahan baku, uang kertas dan cek atau
bilyet giro juga mudah rusak dan bisa disalahgunakan. Singkatnya, masih bisa dibuat
terobosan alat pembayaran yang praktis dan aman.
Maka
kemudian, di era kekinian muncullah e-money atau uang elektronik. Uang
elektronik memiliki nilai tersimpan (stored-value) atau prabayar (prepaid)
dimana sejumlah nilai uang disimpan dalam suatu media elektronis yang dimiliki
seseorang. Jika uang kertas, cek atau bilyet bisa digunakan oleh siapa
saja alias disalahgunakan, maka e-money memiliki tingkat keamanan yang lebih
tinggi. E-money berbasis jaringan mengacu pada transaksi e-money dilakukan melalui
jaringan telekomunikasi, seperti Internet, sehingga keamanan pada e-money
ketika digunakan untuk bertransaksi cukup tinggi.
E-Money adalah alat pembayaran yang menggunakan media elektronik yaitu
jaringan komputer dan juga internet. Nilai uang dari nasabah tersimpan dalam
media elektronik tertentu. E-Money sering pula disebut dengan Electronic Cash,
Digital Money, Digital Cash, Electronic Currency ataupun Digital Currency.
E-Money sangat aman untuk digunakan. Bahkan ilmu kriptografi menyatakan bahwa
uang elektronik tersebut sangat sulit untuk diretas atau dibajak. Jadi kalian
tidak perlu khawatir untuk menggunakannya.
Sejarah Perkembangan E-Money
Perkembangan E-Money sendiri
dimulai sejak 1960. Saat itu perusahaan komputer raksasa IBM bekerjasama dengan
American Airlines menciptakan suatu
sistem yang disebut SABRE (Semi-AutomaticBusines Research Environment) yang
memungkinkan kantor-kantor American airlines untuk dipasangkan dengan terminal
yang terhubung dengan jaringan telpon yang memungkinkan perusahaan mengecek
secara langsung jadwal keberanchigkatan, ketersediaan kursi, dan secara digital
membuat pesanan yang kemudian bisa dibayarkan menggunakan sistem kredit. Tahun
1970an bank di amerika dan eropa telah menggunakan mainframe komputer untuk
melacak transaksi antar cabang dan bank lain, sistem ini terbukti sukses
melewati batasan internasional pertukaran kurs dibutuhkan.
Hingga
pada 1983, sebuah researchpaper yang
dibuat oleh David Lee Chaum memperkenalkan ide “uang digital”. David Lee
Chaum yang lahir pada tahun 1955 adalah seorang ilmuwan komputer dan
kriptografer. Beliau banyak menciptakan protocol kriptografi dan menemukan Digicash,
perusahaan uang digital. Digicash didirikan di Amsterdam untuk mengkomersialkan
ide David, tetapi sayang perusahaanya bangkrut pada tahun 1998. Pada tahun
1999, David meninggalkan perusahaan.
Pada
tahun 1997, justru perusahaan Coca-Colalah yang pertama kali menawarkan
transaksi dari vending machine
menggunakan mobilepayments, setelah itu barulah perusahaan layanan e-Money yang
terkenal hingga saat ini PayPal muncul ke public. Dan pada tahun 2008 muncul
kurs tersendiri dari uang digital yang dinamakan Bitcoin. Dari sinilah muncul
istilah digital currency dan virtual currency.
Penggunaan uang elektronik
atau electronicmoney (e-Money) diprediksi akan
terus tumbuh secara signifikan. Meski demikian bertransaksi secara manual
menggunakan uang tunai masih akan tetap dilakukan masyarakat. Eny Sri Hartati, Direktur
Eksekutif Institute for Development of Economicsand Finance (INDEF), mengatakan
penggunaan uang elektronik mempercepat transaksi dan proses perdagangan. Namun
pengaruhnya signifikan atau tidak, belum dapat diketahui secara pasti.
Selain
aman, e-money juga efisien. Bahkan, e-money dapat dimiliki tanpa harus membuka
rekening bank seperti layanan yang disediakan oleh True Money. Bagi pelaku bisnis ecommerce,
penggunaan True Money sangat membantu
dalam menjalankan bisnis. Saat ini, inovasi penggunaan True money sudah merambah ke smartphone.
Artinya, berbagai transaksi kita dapat dilakukan cukup dengan membuka dan
memindai handphone.
Perkembangan E-Money di Indonesia
E-Money sekarang mulai berkembang
di Indonesia, Tahun ketahun penguna E-Money semakin
meningkat. Menjadi populer juga banyaknya wirausaha online maupun Offline di
indonesia dan transaksi yang sedang popular digunakan sekarang adalah e-Money.
Bahkan, fasilitas-fasilitas umum telah memperkenalkan e-Money sebagai
pembayaran tol, commuterline, transjakarta, parkir, dan masih banyak lagi.
Banyak bank atau perusahaan lainya yang menyediakan jasa e-Money yang
telah bersertifikan BI. Sejauh ini, e-Money – uang
non-tunai yang digunakan dalam transaksi sudah digunakan sebagai alat
pembayaran untuk transaksi yang bernilai kurang dari Rp 5 juta di Indonesia.
Total nilai transaksi e-Money di tahun 2013
mencapai Rp 6,7 miliar per hari atau Rp 2 triliun per tahun. Sementara total
nilai transaksi di Indonesia adalah Rp 260 triliun per tahun.
Saat ini penggunaan uang elektronik terus meningkat. Sebagai contoh dapat
dilihat dari penjualan e-tollcard yang terus meningkat. Adityawarman ,Direktur
Utama Jasa Marga, mengatakan bahwa penjualan e-toll tembus 100 juta lebih.
Beberapa bank yang mengeluarkan produk e-Money di antaranya
PT Bank Central Asia Tbk dengan produknya, Flazz, PT Bank Mandiri Tbk melalui
IndomaretCard, Gaz Card, dan e-Toll. Sementara itu, PT Bank Mega Tbk dengan
Studio PassCard dan Smart Card, serta PT Bank Negara Indonesia Tbk mengeluarkan
Java JazzCard dan Kartuku.
Selain itu, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk mengeluarkan BRIZZI, BPD
DKI Jakarta dengan produk JakCard, PT Indosat Tbk mengeluarkan Dompetku, PT
SkyeSb Indonesia dengan produk SkyeCard, dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
mengeluarkan FlexyCard serta i-VasCard.
Selanjutnya, PT Telkomsel dengan produk T-Cash, PT XL Axiata Tbk mengeluarkan
XL Tunai, PT Finnet Indonesia dengan produknya FinChannel dan BBM Money (produk
uang elektronik kerjasama antara Produsen BlackBerry™ dengan Bank Permata).
Bank Indonesia mencatat nilai transaksi kartu prabayar atau
electronicmoney (e-Money) mencapai Rp 2,19 triliun hingga
Februari 2013. Angka tersebut meningkat 97% (year-on-year) dibandingkan
Februari 2012 yang tercatat sebesar Rp 1,11 triliun.
Berdasarkan data Bank Indonesia, volume transaksi penggunaan e-Money juga
tumbuh menjadi 9,62 juta transaksi. Volume ini naik 68% dari posisi Februari
2012 sebanyak 5,72 juta transaksi. Peningkatan ini sejalan dengan penambahan
jumlah kartu e-Money setahun
terakhir yang tumbuh 61% menjadi 23 juta kartu.
Uang pecahan logam saat ini dimasukkan dalam katagori sistem pembayaran apa ya? Kenapa masuk dalam periode tersebut!
Dafar Pustaka
http://www.warta.ykkbi.or.id/2015/01/edukasi-perbankan-sejarah-sistem-pembayaran-indonesia.html
https://www.akseleran.co.id/blog/uang-logam/
https://radiobrite.com/index.php/blog/590-mengenal-sejarah-uang-logam-uang-kertas-di-dunia
https://klasika.kompas.id/baca/sejarah-uang-dari-zaman-prasejarah-hingga-elektronik/
https://lifepal.co.id/media/alat-pembayaran-nontunai-yang-kasih-banyak-untung/
Nama: Hadi Yusron Zain
BalasHapusJawaban: Tunai, karena proses pembayaran yang terjadi antara satu pihak dengan pihak lainnya secara langsung.
Nama: Hadi yusron zain
BalasHapusJawaban: Tunai, karena proses pembayaran yang terjadi antara satu pihak dengan pihak lainnya secara langsung.
Karna uang pecahan logam juga termasuk dan itu bernilai sesuai pecahan nya
BalasHapusNama : Hilda Hindiyanti
BalasHapusJawaban : Tunai, karena uang logam ada bentuk fisik nya, dan seiring perkembangan zaman telah tercipta berbagai jenis alat pembayaran.
Uang logam termasuk pembayaran tunai karena menggunakan mata uang negara dalam bentuk uang logam koin yang dibayarkan oleh penerima barang atau jasa kepada penjual.
BalasHapusNama: Parhan
BalasHapusUang logam termasuk Pembayaran tunai karena pembayaran menggunakan mata uang negara dalam bentuk uang logam yang dibayarkan oleh penerima barang atau jasa kepada penjual.
Nama: Tia Riani
BalasHapusJawaban: proses pembayaran yg dilakukan secara langsung, olehh pembeli dan penjual.
Nama: Destina Amalia Putri
BalasHapusJawaban: uang pecahan termasuk rupiah untuk pembayaran secara langsung dari satu sama lain
Adam al malik
BalasHapusPerkembangan E money sendiri dimulai sejak 1960. Saat itu perusahaan komputer raksasa IBM bekerjasama dengan American Airline menciptakan suatu sistem yang disebut SABRE (Semi AutomaticBusinesResearah Enviroment) yang mungkin kantor² American Airlines untuk dimasangkan dengan terminal yang terhubung