Salah satu penemuan penting yang dicapai umat Islam di era
keemasannya adalah sabun. Sejak abad ke-7 M, umat Muslim telah mengembangkan
sebuah gaya hidup higienis yang mutakhir. Menurut Ahmad Y Al-Hassan dalam
bukunya berjudul, Technology Transfer in the Chemical Industries, kota-kota
Islam seperti Nablus (Palestina), Kufah dan Basrah (Irak) telah menjadi sentra
industri sabun.
“Sabun yang kita kenal hari ini adalah warisan dari peradaban
Islam,” papar Al-Hassan. Menurut Al-Hassan, sabun yang terbuat dari minyak
sayuran, seperti minyak zaitun serta minyak aroma, pertama kali diproduksi para
kimiawan Muslim di era kekhalifahan. Salah seorang sarjana Muslim yang telah
mampu menciptakan formula sabun adalah Al-Razi, ahli kimia
dari Persia.
“Hingga kini, formula untuk membuat sabun tak pernah berubah,”
cetus Al-Hassan. Sabun yang dibuat umat Muslim di zaman kejayaan sudah
menggunakan pewarna dan pewangi. Selain itu, ada sabun cair dan ada pula sabun
batangan. Bahkan, pada masa itu sudah tercipta sabun khusus untuk mencukur
kumis dan janggut.
Selain itu, resep pembuatan sabun yang lengkap tercatat dalam
sebuah risalah bertarikh abad 13 M. Manuskrip itu memaparkan secara jelas dan
detail tata cara pembuatan sabun. Fakta ini menunjukkan betapa dunia Islam
telah jauh lebih maju dibandingkan peradaban Barat. Masyarakat Barat, khususnya
Eropa, diperkirakan baru mengenal pembuatan sabun pada abad ke-16 M.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasaih atas masukan Anda.