"Saya telah menemukan rahasia-rahasia piramida dan bagaimana
cara orang Mesir purba, Peru, Yucatan dan Asia mengangkat batu yang beratnya
berton-ton hanya dengan peralatan yang primitif."
Kalimat terkenal di atas diucapkan oleh Edward Leedskalnin, seorang misterius
yang membangun monumen yang juga sama misteriusnya, Coral Castle.
Ia lahir di Latvia, sebuah negara kecil di Eropa. Suatu hari
ketika usianya 25 tahun, ia dikejutkan oleh keputusan tunangannya, Agnes, yang
berusia 16 tahun yang memutuskan untuk membatalkan pernikahan mereka hanya satu
hari menjelang hari pernikahan akan dilangsungkan.
Edward yang patah hati lalu meninggalkan Latvia dan menetap di Amerika. Setelah
itu, ia menghabiskan sekitar 30 tahun berikutnya untuk membangun Coral Castle
yang termashyur.
Coral Castle sendiri adalah sebuah struktur bebatuan yang terletak di
Homestead, Florida. Struktur ini terdiri dari batu-batu megalitik yang
masing-masing memiliki berat beberapa ton. Kebanyakan batu yang digunakan
adalah jenis batu oolite yang mengandung fosil cangkang dan coral.
Pada awalnya, Coral castle dibangun di sebuah kota kecil bernama Florida City.
Namun pada tahun 1936, lokasi Coral Castle dipindahkan ke Homestead dimana
bangunan itu kemudian memperoleh kemashyurannya. Butuh waktu selama tiga tahun
untuk memindahkan semua bebatuan yang ada di tempat itu ke rumah barunya.
Di Homestead, Edward melanjutkan pekerjaannya membangun Coral Castle hingga
kematiannya di tahun 1951.
Coral Castle yang dibangun oleh Edward sejak lama dianggap sebagai salah satu
struktur bebatuan paling menakjubkan yang pernah dibangun pada abad ke-20.
Bahkan sebagian orang menyamakannya dengan Stonehenge. Apa yang membuat orang
takjub adalah kenyataan bahwa Edward membangunnya sendirian.
Coral Castle memiliki luas sekitar 4 hektar dan terdiri dari 1.000 ton bebatuan
yang bersama-sama membentuk dinding, ukiran, perabot dan menara kastil.
Hebatnya, batu-batu besar ini disatukan tidak dengan menggunakan sarana perekat
apapun. Mereka hanya ditumpuk dengan memanfaatkan beratnya untuk menjaganya
tetap menyatu. Dan sama seperti piramida, tumpukan bebatuan ini begitu rapat dan sempurna sehingga celah
antara dua batu tidak dapat ditembus oleh cahaya.
Kehebatan yang lain dari pekerjaan tangan Edward adalah sejumlah batu-batu
vertikal yang masing-masing memiliki tinggi 2,4 meter dan membentuk perimeter
di dalam kompleks Coral Castle. Masing-masing batu vertikal ini dipotong dengan
presisi yang luar biasa sehingga masing-masing batu memiliki tinggi yang sama
persis. Bukan itu saja, ketika badai Andrew berkategori 5 (paling mematikan)
menyerang dan memporakporandakan Florida, tidak ada satupun batu itu yang
bergeser dari posisinya.
Di dalam area Coral castle juga ada menara dua lantai yang masing-masing
terdiri dari batu-batu setinggi 2,4 meter yang disusun menjadi menjadi tempat
tinggal Edward. Total berat menara ini adalah 243 ton.
Menara ini dihiasi dengan teleskop buatan, obelisk, air mancur,
kolam, perabot dan patung-patung objek-objek astronomi. Perabot yang ada di
dalamnya termasuk meja berbentuk hati, 25 kursi goyang, kursi yang berbentuk
bulan sabit, bathtube, tempat tidur dan sebuah singgasana kerajaan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyDHZPlxoiSycbrnrZoCMLL0N-zmkXZt3WVqgUJ6CErtljAegibQJ_jAOtxy4kteX756Un-xVdtBSZUNease0ylNm8dlVVkdKhEhf7MSTEA2uccYGyAqMc2W6MdmR1rKKpf8JuM8yN4va-/s1600/ccheart.JPG
Selain menara tersebut, ada satu karya yang menunjukkan kehebatan
Edward, yaitu sebuah pintu gerbang batu seberat 8,2 ton. Gerbang itu dibuat
dengan keseimbangan yang sedemikian sempurnanya sehingga seorang anak kecil
bisa membuka gerbang itu hanya dengan mendorongnya dengan ujung jari. Misteri
gerbang ini telah membingungkan banyak orang hingga suatu hari gerbang itu
tiba-tiba berhenti bekerja pada tahun 1986.
Sekelompok insinyur lalu dipanggil untuk memperbaikinya.
Dibutuhkan 6 pria dan derek seberat 50 ton untuk memindahkan dan
memperbaikinya. Yang mereka temukan mengenai gerbang ini sungguh menakjubkan.
Mereka menemukan batu gerbang tersebut memiliki lubang yang sempurna dan Edward
ternyata telah menyeimbangkannya hanya dengan menggunakan batang besi dan
bearing truk.
Dari sini diketahui bahwa Edward membuat lubang berdiameter 8 kaki di sisi batu
bagian atas menembus sisi bawah batu. Lalu ia memasukkan batangan besi ke dalam
lubang itu dan menyangga bagian bawah gerbang dengan bearing truk. Yang luar
biasa adalah, ia membuat lubang tersebut hanya dengan menggunakan peralatan
tangan. Menurut para ahli, pada masa ini, untuk membuat lubang dengan
kesempurnaan seperti itu, dibutuhkan peralatan dengan teknologi laser.
Pada tahun 2005, gerbang itu kembali mengalami kerusakan dan diperbaiki. Namun
perbaikan yang dilakukan tidak bisa membuat gerbang itu berotasi sebaik dan
selancar awalnya.
Seperti yang sudah saya sebutkan di atas, apa yang paling menakjubkan dari
Coral castle adalah kenyataan bahwa semua struktur di tempat itu dibangun oleh
satu orang hanya dengan menggunakan teknologi dan peralatan seadanya.
Bayangkan, masing-masing batu di dalam Coral Castle memiliki berat rata-rata 14
ton. Batu terbesar memiliki berat 27 ton dan batu tertinggi adalah dua
monolitik yang memiliki tinggi 7,6 meter masing-masingnya.
Bagaimana caranya Edward membuat dan mengangkat bebatuan berat itu sendirian ?
Ada yang mengatakan bahwa ia mungkin telah berhasil menemukan rahasia para
arsitek masa purba yang membangun monumen seperti piramida dan Stonehenge. Yang lain mengatakan
mungkin Edward menggunakan semacam peralatan anti gravitasi untuk membangun
Coral Castle.
Pernyataan Edward yang mengatakan bahwa ia telah menemukan rahasia piramida telah membuat rahasia Coral Castle menjadi semakin misterius.
Karena Edward sendiri adalah seorang yang misterius, banyak yang menafsirkan
pernyataan ini dalam kerangka esoterik atau mistik.
David Hatcher Childress, penulis buku Anty Gravity and The World Grid,
memiliki teori yang menarik. Menurutnya wilayah Florida Selatan yang menjadi
lokasi Coral Castle memiliki diamagnetik kuat yang bisa membuat sebuah objek
melayang. Apalagi wilayah Florida selatan masih dianggap sebagai bagian dari segitiga bermuda. David percaya bahwa
Edward Leedskalnin menggunakan prinsip diamagnetik jaring bumi yang
memampukannya mengangkat batu besar dengan menggunakan pusat massa. David juga
merujuk pada buku catatan Edward yang ditemukan yang memang menunjukkan adanya
skema-skema magnetik dan eksperimen listrik di dalamnya. Walaupun pernyataan
David berbau sains, namun prinsip-prinsip esoterik masih terlihat jelas di
dalamnya.
Penulis lain bernama Ray Stoner juga mendukung teori ini. Ia bahkan percaya
kalau Edward memindahkan Coral Castle ke Homestead karena ia menyadari adanya
kesalahan perhitungan matematika dalam penentuan lokasi Coral Castle. Jadi ia
memindahkannya ke wilayah yang memiliki keuntungan dalam segi kekuatan
magnetik.
Hingga kematiannya, Edward tidak pernah menceritakan rahasianya kepada orang
lain. Jika ditanya, ia hanya menjawab,"Sebenarnya tidaklah sulit jika
kamu tahu caranya." Sepertinya ia memang sangat menjaga kerahasiaan
pekerjaannya. Ia kebanyakan bekerja pada malam hari dimana tidak ada satu orang
pun yang bisa melihatnya. Seringkali, walaupun tidak selalu, ketika ia merasa
ada yang mengamatinya bekerja, ia akan segera menghentikan pekerjaannya.
Apakah Edward Leedskalnin memang telah menemukan rahasia masa purba ? Apakah ia
menemukan kunci menaklukkan gravitasi ? Jawabannya, mungkin tidak.
Karena foto yang berhasil diambil pada waktu Edward mengerjakan Coral Castle
menunjukkan bahwa ia menggunakan cara yang sama yang digunakan oleh para
pekerja modern, yaitu menggunakan prinsip yang disebut block and tackle. Jika
kalian melihat foto di bawah ini, kalian mungkin akan mengerti maksud Block and
Tackle.
Memang, walaupun ia menggunakan metode yang umum, tidak dapat dipungkiri bahwa
Edward memiliki kelebihan dibanding pekerja biasa. Ia memiliki pengetahuan
mengenai keseimbangan dan gravitasi dengan baik.
Website resmi Coral Castle menulis "Jika ada yang bertanya kepada Ed
bagaimana caranya ia memindahkan batu-batu Coral itu, maka Ed akan menjawab
bahwa ia mengerti hukum berat dan daya ungkit (leverage)."
Pada Desember 1951, Edward yang saat itu sudah berusia 64 tahun menaruh sebuah
papan bertuliskan "Pergi ke rumah sakit" di gerbang Coral Castle.
Setelah itu ia naik bus sendirian ke rumah sakit Jackson Memorial di Miami.
Tiga hari kemudian, Edward meninggal karena penyakit kanker perut.
Ya, Edward Leedskalnin memang misterius.
Seringkali orang-orang menanyakan alasan mengapa ia mau menghabiskan hidupnya
hanya untuk membangun monumen ini. Biasanya Ed hanya tersenyum dan menjawab
"Sweet Sixteen", merujuk ke Agnes, tunangannya yang telah
menghancurkan hatinya.
Jika kita melihat kepada Coral Castle, mungkin kita melihat kesempurnaan sebuah
karya arsitektur atau mungkin kita hanya melihat kehebatan pekerjaan tangan
seorang seniman. Tapi, jika saya melihat Coral Castle, saya melihat manifestasi
dari kekuatan cinta, kekuatan yang sama yang telah menciptakan Taj Mahal dan
enam ribu anak tangga di sebuah gunung di Cina. Dan kekuatan cinta yang
dimiliki oleh Ed, tidak seperti yang kita kenal. Karena ketika kita memberi dan
menerima, Ed hanya memberi dan memberi. Itulah yang membuatnya menjadi manusia
yang luar biasa.