Ibnu Haytham atau Alhazen, begitu orang Barat
menyebutnya, dunia memberinya gelar kehormatan sebagai Bapak Optik. Bernama
lengkap Abu Ali Muhammad ibnu Al-Hasan ibnu Al-Haytham. Ia
merupakan sarjana Muslim terkemuka yang lahir di Basrah, Irak pada 965 M.
Penelitiannya tentang cahaya memberikan ilham kepada ahli sains
Barat seperti Boger, Bacon, dan Kepler yang menciptakan mikroskop serta
teleskop. Dialah orang pertama yang menulis dan menemukan berbagai data penting
mengenai cahaya. Konon, dia telah menulis tak kurang dari 200 judul buku.
Dalam karya monumentalnya, Kitab Al-Manadhir, teori
optik pertama kali dijelaskan. Hingga 500 tahun kemudian, teori Ibnu Haytham
ini dikutip banyak ilmuwan. Tak banyak orang yang tahu bahwa orang pertama yang
menjelaskan soal mekanisme penglihatan pada manusia (yang menjadi dasar teori
optik modern) adalah ilmuwan Muslim asal Irak tersebut.
Selama lebih dari 500 tahun, kitab Al-Manadhir terus bertahan
sebagai buku paling penting dalam ilmu optik. Pada 1572, karya Ibnu Haytham ini
diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dengan judul Opticae Thesaurus.
Haitham juga mencatatkan namanya sebagai orang pertama yang menggambarkan
seluruh detil bagian indra pengelihatan manusia. Ia memberikan penjelasan yang
ilmiah tentang bagaimana proses manusia bisa melihat. Salah satu teorinya yang
terkenal adalah ketika ia mematahkan teori penglihatan yang diajukan dua ilmuwan
Yunani, Ptolemy dan Euclid.